Liputan6.com, Jakarta: Setelah gerhana matahari cincin pada 26 Januari lalu, dalam waktu dekat penduduk bumi kembali bakal disuguhkan fenomena alam menarik lainnya. Yakni kemunculan komet lulin (C/2007 N3) berwarna hijau yang lini terus meluncur semakin mendekati bumi. Demikian press release yang diterima SCTV dari Pusat Peragaan Iptek, Selasa (12/2).
Komet lulin tergolong amat redup sehingga dibutuhkan bantuan minimal sebuah binokuler untuk bisa mengamatinya. Tapi, seiring dengan semakin mendekatnya komet ini ke bumi, maka akan terlihat semakin terang dan diperlikan mencapai kecerlangan maksimal (sekitar 5,8 - 6,4) pada pertengahan sampai akhir Februari. Saat itu, lulin bisa diamati dengan mata telanjang.
Waktu fajar sebelum matahari terbit merupakan saat terbaik untuk mengamati komet ini. Lulin bakal mencapai jarak terdekatnya dengan bumi pada 24 Februari 2009. Pada tanggal tersebut, jarak bumi dan lulin cuma 0.41 SA atau sekitar 38.140.957 mil. Ini berarti lulin bakal mendekati bumi hingga kurang dari setengah jarak Matahari-Bumi. Namun, komet ini tak akan memberi dampak negatif. apalagi membahayakan bumi.
Para astronom sepakat, hanya ada dua kemungkinan lintasan dari komet lulin. Pertama, lintasan berbentuk parabola. Jika benar lintasan ini, bisa dipastikan lulin hanya sekali mendekati bumi dan kemudian akan menjauh serta tak bakal kembali lagi. Atau kemungkinan kedua lintasan tertutup/elips siklus panjang. Pada lintasan ini, komet akan kembali mendekati bumi dalam rentang waktu lebih dari 200 tahun.
Karena itu, menyaksikan peristiwa meluncurnya si hijau dalam perjalanan mendekati bumi adalah suatu hal yang sangat luar biasa. Pasalnya, hanya sekali dalam seumur hidup manusia. Mengakomodasi hal tersebut, Pusat Peragaan Iptek di Taman Mini Indonesia Indah menggelar peneropongan bersama komet lulin gratis 25 Februari 2009 mulai pukul 19.00 sampai 20.30 WIB. Tiga teleskop telah disediakan dan siap untuk membidik komet lulin.(BOG)
Sumber: Yahoo.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar