Ide penulisan kali ini berawal dari semakin seringnya saya keluar rumah dan melihat kaum hawa yang memakai jersey tim bola. no offense kebanyakan mereka memakai jersey Barcelona. Hampir tiada hari saya lewati tanpa melihat minimal 1 wanita yang memakai jersey tim sepak bola.
Jujur, saya sendiri sebenarnya suka melihat yang seperti itu. Mereka terlihat sexy dengan balutan jersey di campur hot pants. Apalagi, jersey yang dikenakan merupakan tim sepak bola yang saya sukai. But, enough with that. fenomena ini mulai berlanjut ke arah yang berlebihan. Sudah semakin meluas dan hampir setiap hari saya menyaksikan sendiri fenomena ini.
Seperti kata tetua dulu, apa-apa yang berlebihan memang tidak baik. Saya disini bukan untuk melarang teman-teman kaum hawa memakai jersey setiap harinya. Namun baiknya mari ditela'ah terlebih dulu berdasarkan apa yang saya akan tulis berikut ini.
Entah mengapa, fenomena yang merebak ini menggelitik otak saya dan saya seperti dipaksa untuk mengkritisi hal tersebut.
5 tahun lalu, kamu jarang sekali kan mendengar kata bergadang untuk nonton bola yang diucapkan langsung oleh kaum wanita? 5 tahun lalu, tentu kamu jarang sekali kan melihat wanita memakai jersey tim sepak bola?
Entah mengapa terlihat jelas kaum wanita seperti "dipaksa" untuk menyukai bola dengan segala embel-embelnya. Saya sendiri berfikir di luar sana ada beberapa di antara mereka yang memang senang bola dari sananya. Namun ada juga yang menyukai bola karena beberapa faktor.
Faktor pertama adalah "Jejaring Sosial". Perkembangan jejaring sosial tidak lepas akan hal ini. Faktor tidak maunya ketinggalan berita, lahirnya akun-akun yang membicarakan sepak bola dengan jumlah followers yang fantastis tentunya diiringi juga dengan retweet-an dan diskusi sana sini membuat para wanita di dunia maya juga tergelitik untuk ikut nimbrung.
Faktor kedua adalah "Fantasi". Pernahkan kamu berfikir bahwa fashion jersey (dan termasuk beberapa gaya fashion lain) ini berdasarkan fantasi kaum adam? Melihat sepakbola di Indonesia memang di-gilai namun mayoritas dari dulu memang para lelaki-lah yang benar-benar menggilai olah raga ini. Ini merupakan faktor utama yang menjadi alasan saya menulis opini ini.
Saya melihat di media sosial banyak sekali orang-orang terutama mereka yang biasa dipanggil "artis twitter" senang sekali membahas masalah seputaran galau, galau, dan jomblo. Hal ini mungkin kurang disadari namun doktrin seperti ini membuat perubahan besar dalam gaya hidup anak muda sekarang. Atas kebiasaan mengeluarkan tweet-tweet yang bersifat galau dan meng-eluh-eluhkan jabatan jomblo, secara tidak langsung para pemuda kita seperti tidak bisa melihat cewek cakep sedikit.
Nah, hubungan keadaan tadi kemudian disambung dengan pihak penyelenggara penyiaran sepak bola yang sangat senang menampilkan wanita cantik di sesi kuis atau sebagai presenter, tentunya dengan balutan jersey tim sepak bola.
Entah rata-rata para pemuda yang telah ter-doktrin untuk bangga memiliki mental lembek dan sambil nonton bola sambil nge-tweet juga seperti "wah presenternya cantik ya, pake jersey tim akuw lagi" atau "wah yang bawain kuis nya bahenol ya" dan lain sebagainya. Hal ini kemudian memaksa otak mereka untuk ber-fantasi dan ber-angan-angan agar memiliki pacar yang cantik (relatif) dibalut dengan jersey tim favorit dan hot pants sebagai nilai plus... plus.
Maka dari hal kecil berbentuk 140 karakter dan ratusan ribu atau mungkin jutaan re-tweet, sebuah ide lahir dan menciptakan generasi seperti sekarang ini.
Para wanita yang memang diciptakan untuk berada di samping laki-laki kemudian mulai membuat sebuah tatanan ide-ide baru dalam segala hal. Kaum hawa mulai mengenakan jersey sepak bola dengan alasan agar tidak ketinggalan zaman, atau untuk membahagiakan pacar-pacarnya, atau yang lebih parah lagi adalah biar laku!.
Alasan terakhir adalah alasan terparah yang saya bisa bayangkan dan jika alasan seperti itu memang ada, berarti memang keinginan para geeks yang berkoceh di twitter saat menyaksikan sepak bola sudah tercapai. Tentunya alasan ini juga akan memiliki efek yang sangat buruk
Saya hanya berharap penjajahan dingin seperti ini berkurang skala-nya di era kini. Biarlah para wanita berdiri apa adanya. Dengan kecantikan spesial per-tiap individunya. Mulailah berhenti untuk menyeragamkan manusia. Kaum hawa bukan patung mannequin seperti yang biasa kita lihat di pasar swalayan.
Untuk kamu hawa, saya tidak memaksa kamu untuk mengikuti saya. Kembali, semua pilihan ada dalam diri kamu. Jika memang memakai jersey adalah hobi kamu, pakailah dengan bangga, saya sendiri senang melihat wanita yang memakai jersey, apalagi jersey Liverpool.
Namun, untuk kamu yang dalam hatinya berbohong dan memakai jersey hanya untuk beberapa alasan yang sudah saya sebutkan di beberapa paragraf tadi. Berdirilah, dan mulai berani untuk menjadi diri sendiri. Kamu akan benar-benar cantik ketika ada individu lain yang mencintaimu. Dalam hal ini, tidak hanya lawan jenis, namun keluarga, saudara, teman, dll. Jika kamu di cintai oleh mereka, kamu termasuk wanita cantik. Yang repot adalah ketika tidak ada yang mencintaimu, entah karena mungkin kamu berkhianat kepada temanmu atau kurang ajar kepada orang tuamu, otomatis cinta hilang dari dirimu, dan kecantikan akan ikut bersamanya.
Jakarta, 15 Mei 2013
Meja kerja Web Designer di Best Tour Indonesia
- Aldy
Seperti kata tetua dulu, apa-apa yang berlebihan memang tidak baik. Saya disini bukan untuk melarang teman-teman kaum hawa memakai jersey setiap harinya. Namun baiknya mari ditela'ah terlebih dulu berdasarkan apa yang saya akan tulis berikut ini.
Entah mengapa, fenomena yang merebak ini menggelitik otak saya dan saya seperti dipaksa untuk mengkritisi hal tersebut.
5 tahun lalu, kamu jarang sekali kan mendengar kata bergadang untuk nonton bola yang diucapkan langsung oleh kaum wanita? 5 tahun lalu, tentu kamu jarang sekali kan melihat wanita memakai jersey tim sepak bola?
Entah mengapa terlihat jelas kaum wanita seperti "dipaksa" untuk menyukai bola dengan segala embel-embelnya. Saya sendiri berfikir di luar sana ada beberapa di antara mereka yang memang senang bola dari sananya. Namun ada juga yang menyukai bola karena beberapa faktor.
Faktor pertama adalah "Jejaring Sosial". Perkembangan jejaring sosial tidak lepas akan hal ini. Faktor tidak maunya ketinggalan berita, lahirnya akun-akun yang membicarakan sepak bola dengan jumlah followers yang fantastis tentunya diiringi juga dengan retweet-an dan diskusi sana sini membuat para wanita di dunia maya juga tergelitik untuk ikut nimbrung.
Faktor kedua adalah "Fantasi". Pernahkan kamu berfikir bahwa fashion jersey (dan termasuk beberapa gaya fashion lain) ini berdasarkan fantasi kaum adam? Melihat sepakbola di Indonesia memang di-gilai namun mayoritas dari dulu memang para lelaki-lah yang benar-benar menggilai olah raga ini. Ini merupakan faktor utama yang menjadi alasan saya menulis opini ini.
Saya melihat di media sosial banyak sekali orang-orang terutama mereka yang biasa dipanggil "artis twitter" senang sekali membahas masalah seputaran galau, galau, dan jomblo. Hal ini mungkin kurang disadari namun doktrin seperti ini membuat perubahan besar dalam gaya hidup anak muda sekarang. Atas kebiasaan mengeluarkan tweet-tweet yang bersifat galau dan meng-eluh-eluhkan jabatan jomblo, secara tidak langsung para pemuda kita seperti tidak bisa melihat cewek cakep sedikit.
Nah, hubungan keadaan tadi kemudian disambung dengan pihak penyelenggara penyiaran sepak bola yang sangat senang menampilkan wanita cantik di sesi kuis atau sebagai presenter, tentunya dengan balutan jersey tim sepak bola.
Entah rata-rata para pemuda yang telah ter-doktrin untuk bangga memiliki mental lembek dan sambil nonton bola sambil nge-tweet juga seperti "wah presenternya cantik ya, pake jersey tim akuw lagi" atau "wah yang bawain kuis nya bahenol ya" dan lain sebagainya. Hal ini kemudian memaksa otak mereka untuk ber-fantasi dan ber-angan-angan agar memiliki pacar yang cantik (relatif) dibalut dengan jersey tim favorit dan hot pants sebagai nilai plus... plus.
Maka dari hal kecil berbentuk 140 karakter dan ratusan ribu atau mungkin jutaan re-tweet, sebuah ide lahir dan menciptakan generasi seperti sekarang ini.
Para wanita yang memang diciptakan untuk berada di samping laki-laki kemudian mulai membuat sebuah tatanan ide-ide baru dalam segala hal. Kaum hawa mulai mengenakan jersey sepak bola dengan alasan agar tidak ketinggalan zaman, atau untuk membahagiakan pacar-pacarnya, atau yang lebih parah lagi adalah biar laku!.
Alasan terakhir adalah alasan terparah yang saya bisa bayangkan dan jika alasan seperti itu memang ada, berarti memang keinginan para geeks yang berkoceh di twitter saat menyaksikan sepak bola sudah tercapai. Tentunya alasan ini juga akan memiliki efek yang sangat buruk
Saya hanya berharap penjajahan dingin seperti ini berkurang skala-nya di era kini. Biarlah para wanita berdiri apa adanya. Dengan kecantikan spesial per-tiap individunya. Mulailah berhenti untuk menyeragamkan manusia. Kaum hawa bukan patung mannequin seperti yang biasa kita lihat di pasar swalayan.
Untuk kamu hawa, saya tidak memaksa kamu untuk mengikuti saya. Kembali, semua pilihan ada dalam diri kamu. Jika memang memakai jersey adalah hobi kamu, pakailah dengan bangga, saya sendiri senang melihat wanita yang memakai jersey, apalagi jersey Liverpool.
Namun, untuk kamu yang dalam hatinya berbohong dan memakai jersey hanya untuk beberapa alasan yang sudah saya sebutkan di beberapa paragraf tadi. Berdirilah, dan mulai berani untuk menjadi diri sendiri. Kamu akan benar-benar cantik ketika ada individu lain yang mencintaimu. Dalam hal ini, tidak hanya lawan jenis, namun keluarga, saudara, teman, dll. Jika kamu di cintai oleh mereka, kamu termasuk wanita cantik. Yang repot adalah ketika tidak ada yang mencintaimu, entah karena mungkin kamu berkhianat kepada temanmu atau kurang ajar kepada orang tuamu, otomatis cinta hilang dari dirimu, dan kecantikan akan ikut bersamanya.
Jakarta, 15 Mei 2013
Meja kerja Web Designer di Best Tour Indonesia
- Aldy
thx bro... infonya bermanfaat
BalasHapusinfo apaaannn x_X
Hapusemangnya ini info -_-