21/06/13

Melawan Dunia dengan Proses, Edisi Jilbab

Halo. Hari ini saya ingin kembali menanggapi beberapa peristiwa yang sepertinya akhir-akhir ini menjadi perhatian saya pribadi.

Entah di dunia nyata atau di sosial media, akhir-akhir ini nambah sering aj denger kata-kata seperti, "pake jilbab tapi kok gini, lepas aja tuh jilbab" atau "pake jilbab tapi kok gitu, lepas aja tuh jilbab", dsb.

Kebanyakan orang memang setuju dengan hujatan seperti itu, biasanya sasarannya adalah seorang wanita (iya lah wanita, masa pria pake jilbab -_-) yang memakai jilbab namun memiliki beberapa kesalahan yang luput dari perhatian atau memang belum bisa menghilangkan kesalahan tersebut.

Yah, semua pasti setuju tidak ada manusia yang luput dari kesalahan. Kalimat itu memang sudah kacangan namun banyak yang sepertinya cuma tahu doang tapi tidak ditanamkan ke diri sehingga masih banyak manusia yang mem-babi-buta main hakim sana sini.

Di Indonesia, banyak kita lihat kaum hawa yang sudah memakai Jilbab. Perpaduan kecantikan wanita khas Indonesia dicampur dengan style Islamic memang tiada dua. Kaum Adam seperti dilimpahkan kenikmatan super awesome oleh Tuhan dengan diciptakannya perempuan-perempuan berjilbab. Namun, memang masih banyak wanita yang "kata mereka" hanya memakai jilbab untuk gaya-gayaan saja, untuk terlihat cantik saja, namun kelakuan masih suka melenceng. Yang ramai sekarang menjadi bahan kritik orang banyak adalah memakai Jilbab bawahannya ketat sehingga lekukan tubuh terlihat jelas. Atau mereka yang berjilbab namun suka merokok, atau mereka yang berjilbab namun pacaran di pinggir jalan. Bahkan yang lebih parah, belakangan saya baca artikel yang menghujat gaya hijab modern dan me-nyama-nyamakan dengan hijab ala agama lain.

Kesalahan-kesalahan diatas memang tidak bisa dipungkiri adalah hal-hal yang bisa berujung dosa. Seperti memakai pakaian ketat dan me-mamerkan lekukan tubuh tentu sama saja mengumbar aurat dan dalam agama kesalahan ini sudah pasti berujung dosa.

Lalu merokok, tidak hanya untuk wanita, seorang pria pun yang merokok menurut saya akan berdosa karena dia mencoba untuk bunuh diri dan membunuh orang lain, apa bedanya dengan teroris? namun siapa lah saya memutuskan ini dosa atau itu dosa, saya sudah bilang ini hanya menurut saya saja. Pencitraan wanita yang merokok di kalangan kita memang lebih buruk dari pada laki-laki yang merokok. Padahal sama saja seharusnya.

Lalu berpacaran di pinggir jalan. Jangankan di pinggir jalan, di rumah saja tidak boleh pacaran. Bahkan dalam Islam tidak ada yang namanya pacaran, jadi sudah dipastikan dosa yang akan di dapat.

Nah, kesalahan-kesalahan di atas memang sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kita sebagai manusia memang sudah sepantasnya memiliki dosa. Saya pribadi bisa terima itu. Namun kekejaman yang tidak bisa saya maklumi adalah ketika manusia-manusia lain yang sudah jelas semua sederajat dengan angkuh menghakimi mereka yang berjilbab TIDAK BOLEH melakukan dosa-dosa di atas. Sehingga jika ada wanita berjilbab yang melakukan dosa kecil, langsung dihakimi dan disuruh lepas Jilbab.

C'mon man? are you kidding me?! seorang wanita yang mulai memakai jilbab bukan berarti sudah langsung dijadikan malaikat oleh Tuhan.

Mereka masih manusia, mereka masih bisa melakukan kesalahan, mereka masih bisa mendapatkan dosa, mereka masih wanita, mereka masih butuh pemimpin, mereka tetap manusia, dan akan terus menjadi manusia hingga ajal menjemput mereka.

Kaum hawa adalah kaum yang dipimpin, bukan kaum yang memimpin. Mereka butuh bimbingan, bukan hinaan. Jadi sekedar saran untuk para lelaki, jika ada yang menggelitik indra kalian saat kalian sedang di jalan entah karena ada wanita berjilbab yang pakaiannya ketat atau melihat wanita yang hobinya salto, kumpulkan keberanian kalian untuk mengajak ngobrol dengan lembut dan nasihati dengan perasaan, jika mereka bales nasihat kamu dengan nada yang tidak mengenakan, silahkan jalan dan berharap ada orang lain yang akan berhasil menasihati dia. ATAU DIAM SAMA SEKALI DAN LANJUTKAN PERJALANAN KAMU.

Berhenti-lah untuk memotret kesalahan mereka lalu memposting di Internet sambil mencaci dan menghakimi seakan kamu paling suci.

Semua butuh proses, ajak mereka menuju kebaikan. Bersyukurlah karena banyak wanita Indonesia yang sudah memakai jilbab. Karena sholat 1 waktu memang selalu lebih baik daripada tidak sholat sama sekali kan? jadi sekarang mending mana, mengenakan Jilbab namun berdosa atau tidak mengenakan Jilbab namun berdosa juga? it's called process man.. do you feel me?

Jujur, jika kamu kenal saya, kamu pasti tahu saya memiliki pacar yang insya Allah akan menjadi Istri dan dia mengenakan Jilbab jauh sebelum saya mengenal dia di bangku kelas 3 SMA. Ini alasan kenapa jika ada artikel atau yang bersifat menghakimi para pemakai Jilbab, saya serasa risih.

Mereka seakan tidak mengerti arti proses, arti menghormati satu sama lain, mereka hanya tahu kata" tersebut tanpa mengaplikasikan ke diri mereka. Yasudah lah, kenapa jadi saya yang seperti menghakimi.

Akhir paragraf, saya hanya bisa berharap agar kedepannya kita semua menjadi manusia yang positifnya lebih banyak dari negatifnya. Jangan pernah mencoba untuk menghilangkan sisi negatif kamu ya, entar koslet. Jadi, mari kita berdoa agar seluruh manusia yang pernah dan akan tercipta, siapapun dia, apapu yang telah di perbuat, agar di beri surga sama Tuhan. Jika kamu baca artikel ini dan ada satu dua hal yang kalian rasa tidak bisa diterima, silahkan membuat janji untuk membicarakan lebih lanjut di kolom komentar. Terima kasih yaaaaa :)